Oleh: Dea Salmadistya N.P & Arif Rahman Bramantya
Jogja adalah kota perjuangan, tentu Laskar Mataram menjadi bagian di dalamnya. Begitulah sepotong kalimat yang diunggah Bawah Skor Mandala pada laman Instagramnya (@bawahskor) pada Agustus, 2022. Dalam sejarah, sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di Indonesia, sebagai alat perjuangan hingga salah satu wadah untuk menggelorakan nasionalisme. Aji (2012) mengungkapkan bahwa sepak bola di berbagai negara mampu menyedot perhatian massa dan menimbulkan jiwa fanatisme bagi individu maupun sekelompok orang. Fanatisme sepak bola menjadi fenomena yang unik karena mayoritas suporter rela mengorbankan sesuatu, baik tenaga maupun dana, untuk menunjukkan kesetiaan serta komitmen mereka terhadap tim kesayangannya (Iskandar, 2006: 41-43). Hal inilah yang juga mendorong Dimaz Maulana, seorang sarjana Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, membentuk Bawah Skor Mandala. Dalam sebuah wawancara eksklusif oleh Prung Magazine (2021), Dimaz mengatakan bahwa Bawah Skor Mandala, Ia artikan sebagai spirit yang mampu hinggap serta berubah bentuk. Spirit dan semangat fanatisme ini kemudian dituangkan dalam bentuk beragam program dan pergerakan komunitas yang berdampak positif. Bawah Skor Mandala merupakan suatu komunitas suporter klub Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) yang bergerak pada bidang pengarsipan dan industri kreatif. Berdiri sejak 2010, Bawah Skor terlebih dahulu fokus dalam bidang industri kreatif yakni dengan memproduksi beragam merchandise PSIM seperti polo-shirt, tas, dan hoodie yang mengusung konsep kajian historis, simpel, dan nyaman dipakai (Junaedi, Budi, 2017) . Kemudian baru pada tahun 2013, memulai fokus pada pengarsipan PSIM melalui kegiatan pengumpulan arsip, pembuatan kliping digital, dan rekaman wawancara dengan pemain PSIM. Saat itu, arsip yang dikumpulkan berasal dari pemberitaan media cetak seperti koran yang cukup banyak didapatkan dari Jogja Library Center Malioboro. Hasil pengumpulan materi arsip ini kemudian dipublikasikan melalui berbagai media sosial seperti Twitter (saat ini X), Instagram, maupun website (wordpress). Respon baik dari pengguna media sosial tersebut menjadikan Dimaz meneruskan kegiatan pengarsipan ini.
Selain konsisten dalam pengumpulan arsip, Bawah Skor Mandala juga melakukan beberapa upaya untuk mendiseminasikan arsip yang telah mereka miliki. Konsep diseminasi disini merujuk pada publikasi informasi yang dilakukan baik melalui media konvensional maupun media digital. Pederson dalam Bettington (2008) sebagaimana dikutip oleh Sholikhah dan Rakhmawati (2019) mengungkapkan bahwa publikasi dapat menjadi sarana untuk mengedukasi publik berkaitan dengan pengelolaan arsip mulai dari aktor, arsip yang dikelola, sampai layanan yang disediakan (Dartanto, A., Arif Rozaq, M. K, 2019). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bawah Skor Mandala telah mengunggah arsip-arsip tentang PSIM melalui media sosial mereka. Namun, disamping itu media konvensional atau cetak juga masih dimanfaatkan untuk mempublikasikan informasi yang mereka miliki, misalnya melalui sebuah zine yang diberi nama “Matchgazine”. Zine diambil dari kata fanzine yang merupakan akronim dari fan magazine. Secara sederhana zine mirip seperti majalah terbitan berkala, tetapi bersifat lebih intim karena hanya dicetak dan diedarkan secara terbatas. Zine dapat dipahami sebagai publikasi cetak alternatif yang tidak mengikuti jalur media arus utama (mainstream), diproduksi secara mandiri oleh perseorangan maupun kelompok, tidak berfokus pada kerangka bisnis, dan dengan gagasan yang bersifat bebas. Secara umum, gagasan yang terdapat dalam zine dapat berupa ide perlawanan, ide bersenang-senang, eksperimen, dan lain sebagainya; atau juga sekedar memuat pengalaman, pengetahuan, kecintaan para zinester terhadap isu-isu spesifik tertentu (Singadikrama, Rahmawati, 2018).
Matchgazine Bawah Skor Mandala. sumber: Twitter @bawahskor (2024)
Matchgazine Bawah Skor Mandala pertama kali terbit pada September 2023 hingga saat ini telah mencapai 11 (sebelas) edisi. Sebelumnya, terbitan serupa dengan zine juga telah dirilis seperti Generasi Koran Pagi, Catatan Dari Manchester, Asap-Asap Maguwo, dan Babad Mandala. Matchgazine biasanya berbentuk seperti koran berukuran A3 yang dicetak menggunakan berbagai teknik seperti press, emboss, risograph dan sebagainya, yang memiliki 2 (dua) sisi yaitu sisi poster dan sebaliknya sisi artikel. Siapapun dapat menjadi kontributor baik untuk mendesain poster maupun menulis artikel pada setiap edisinya. Muatan artikel dapat berupa opini, cerita, kritik saran, hingga membahas isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan. Beberapa artikel yang pernah dimuat Matchgazine Bawah Skor Mandala misalnya membahas tentang ekspektasi penggemar terkait dimulainya musim baru, kisah pemuda difabel yang menghadiri pertandingan, catatan tentang tiket sepak bola anak-anak, isu stadion tempat PSIM mengadakan pertandingan kandangnya, tragedi maut Malang, dan sebagainya. Matchgazine ini dibagikan gratis secara eksklusif di setiap pertandingan laga kandang PSIM Liga 2 musim 2023/2024. Namun, terdapat pula matchgazine yang diperjualbelikan melalui marketplace. Pernyataan sebelumnya tentang zine yang tidak berfokus pada kerangka bisnis bukan berarti setiap zine selalu dibagikan secara gratis, suatu zine masih bisa diperjualbelikan dengan tujuan tidak untuk memperkaya diri sendiri atau untuk sekedar mengganti biaya produksi. Misalnya dalam serial merchandise “Babad Mandala”, salah satu produk yang diperjualbelikan adalah zine yang menyajikan sejarah markas PSIM yaitu Stadion Mandala Krida dari pembangunan, penggunaan, sampai tragedi-tragedi di dalamnya yang disusun berdasarkan penelusuran arsip dan wawancara kepada saksi sejarah. Pada serial ini produk kaos juga dirilis dengan menampilkan arsip foto yang mengusung peristiwa historis tahun 1990-an.
Publikasi oleh suatu klub atau penggemar bola, seperti yang dilakukan oleh Bawah Skor Mandala, dapat membantu dokumentasi sepak bola Indonesia yang selama ini masih sangat kurang. Sebagaimana yang diungkapkan Simaepa (2012) bahwa dokumentasi sepak bola di Indonesia sejak masa kolonial Hindia Belanda sampai era Nurdin Halid (Ketua PSSI 2003-2011) sangatlah terbatas. Di awal abad ke-20 saja kisah-kisah tentang sepak bola hanya terselip dalam koran-koran berbahasa Belanda dan koran Melayu Tionghoa. Alih-alih fokus pada cerita tentang sepak bola Indonesia, dokumentasi yang dihasilkan PSSI saat itu cenderung fokus pada pujian terhadap organisasi dan ketokohan pengurus. Disamping menjadi wadah menuangkan ide dan kreatifitas, matchgazine dapat dilihat sebagai suatu upaya pemanfaatan dan penciptaan arsip sebagai bentuk dokumentasi sepak bola, khususnya untuk PSIM. Bagi suatu komunitas, zine semacam ini dapat menjadi sumber informasi berharga yang bisa digunakan untuk mempelajari sejarah mereka mulai dari peristiwa-peristiwa penting, tokoh-tokoh kunci, dan isu-isu yang pernah terjadi di masa lampau. Suatu zine dapat menyajikan narasi alternatif yang memungkinkan pembaca melihat sejarah dari berbagai perspektif. Pengetahuan sejarah ini penting dibentuk untuk membangun identitas sekaligus loyalitas klub dan suporternya dari generasi ke generasi.
Referensi:
Aji, R. B. (2012). Nasionalisme dalam sepak bola Indonesia tahun 1950-1965. Lembaran Sejarah, 10(2), 135-148.
Dartanto, A. S., & Arif Rozaq, M. K. (2019). Dunia Koleksi: Hulu Hilir Kepemilikan Karya Seni.
Junaedi, F dan Arifianto, B.D. (2017). “Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas Sepakbola: Menengok Manajemen Media Komunitas Berbasis Fans Sepakbola”, dalam Fajar Junaedi (ed). Mediaformosa: Tranformasi Media Komunikasi di Indonesia. Yogyakarta: Buku Litera, UMY repository. Retrieved from: https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/24/BOOK_Mediamorfosa_Fajar%20J%2C%20Budi%20DA_Berawal%20Dari%20Kecintaan.pdf
Maulana, R. (2021, April 27). Exclusive Interview With Dimaz Maulana, Bawah Skor. Retrieved July 19, 2024, from https://www.prungtw.com/en/blogs/news/exclusive-interview-with-dimaz-maulana-bawahskor
Simaepa, D. (2012). Bola, Buku, dan Pesta: Untuk Leideners. Retrieved July 19, 2024, from https://belakanggawang.blogspot.com/
Singadikrama, D. & Azizah, R. N. (2018). ZAMAN: A Short Research About Zine in Yogyakarta.
Dea Salmadistya N.P merupakan anggota tim peneliti dan mahasiswa Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM.
Arif Rahman Bramantya merupakan pengajar Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Sekolah Vokasi UGM.